Malioboro, adalah salah
satu tempat wisata yang banyak dikunjungi baik dari orang Indonesianya sendiri
maupun dari mancanegara. Bukan hanya
karena menyajikan pemandangan yang indah namun juga menyuguhkan beberapa
jajanan dan pasar baju yang ramah untuk saku kita.
Perjalanan yang pernah
saya alami ketika berkunjung ke tempat indah seperti Malioboro memang lumayan
sangat saya nantikan dan berharap untuk lebih sering lagi untuk jalan ke sana. Bukan
hanya karena daya tarik dari keindahan yang disuguhkan ketika petang datang
namun juga karena saya pernah mengalami pengalaman yang cukup yah bisa dibilang
unik namun juga sedikit mengesalkan.
Saya berkunjung ke daerah
malang jawa tengah bersama dengan rombongan ketika liburan panjang menyambut
pelepasan SMA tempat saya mengumpulkan pundi-pundi ilmu yang diadakan oleh OSIS.
Setibanya Malioboro pertama kali saya merasa sangat senang namun saya tidak
dapat menampilkan foto ketika saya berada di sana karena saya tidak punya HP
berkamera. Sempat beberapa kali berfoto dengan menggunakan HP teman saya namun
entah saya ikut berfoto atau tidak karena saya sudah lupa.
Saya bersama dua orang
teman saya yang bernama Moh. Tegar Afandi dan Ade Sigit Purnomo berjalan
melintasi indahnya pemandangan jalan Malioboro di malam hari. Selang beberapa
lama kami berjalan, kami pun memutuskan untuk menaiki salah satu kendaraan
tradisional untuk menemani kami berjalan-jalan melihat ke tempat-tempat yang
kata abang Becak-nya adalah tempat pembuatan batik. Kami pun memutuskan untuk
menaiki becak tersebut dengan harapan dapat diantar ke tempat yang bagus. Kami pun
berangkat dengan menaiki becak dengan tiga penumpang. Kami diajak ke tempat
entah apa namanya namun saya merasa ini bukan tempat yang kami kira sebelumnya,
namun tidak enak dengan uang yang sudah kami berikan maka kami tetap
melanjutkan perjalanan meski lama-kelamaan kami bosan dengan tempat yang
ditunjukan karena begitu sepi pengunjung maka saya meminta untuk turun dan
mengantarkan kami ke tempat semula. Dengan berat hati kami membayar becak tersebut
karena memang tidak sesuai dengan apa yang dipromosikan sebelumnya. Kami pun
berjalan lagi melihat menyusuri beberapa tempat orang menjual kaos dan baju
batik sebagai oleh-oleh, dan benar saya tempat yang kami tuju sekarang
berbanding terbalik dengan yang baru saja kami lalui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar