Malioboro part 1 (naik Becak)

Malioboro, adalah salah satu tempat wisata yang banyak dikunjungi baik dari orang Indonesianya sendiri maupun dari mancanegara. Bukan hanya  karena menyajikan pemandangan yang indah namun juga menyuguhkan beberapa jajanan dan pasar baju yang ramah untuk saku kita.
Perjalanan yang pernah saya alami ketika berkunjung ke tempat indah seperti Malioboro memang lumayan sangat saya nantikan dan berharap untuk lebih sering lagi untuk jalan ke sana. Bukan hanya karena daya tarik dari keindahan yang disuguhkan ketika petang datang namun juga karena saya pernah mengalami pengalaman yang cukup yah bisa dibilang unik namun juga sedikit mengesalkan.
Saya berkunjung ke daerah malang jawa tengah bersama dengan rombongan ketika liburan panjang menyambut pelepasan SMA tempat saya mengumpulkan pundi-pundi ilmu yang diadakan oleh OSIS. Setibanya Malioboro pertama kali saya merasa sangat senang namun saya tidak dapat menampilkan foto ketika saya berada di sana karena saya tidak punya HP berkamera. Sempat beberapa kali berfoto dengan menggunakan HP teman saya namun entah saya ikut berfoto atau tidak karena saya sudah lupa.

Saya bersama dua orang teman saya yang bernama Moh. Tegar Afandi dan Ade Sigit Purnomo berjalan melintasi indahnya pemandangan jalan Malioboro di malam hari. Selang beberapa lama kami berjalan, kami pun memutuskan untuk menaiki salah satu kendaraan tradisional untuk menemani kami berjalan-jalan melihat ke tempat-tempat yang kata abang Becak-nya adalah tempat pembuatan batik. Kami pun memutuskan untuk menaiki becak tersebut dengan harapan dapat diantar ke tempat yang bagus. Kami pun berangkat dengan menaiki becak dengan tiga penumpang. Kami diajak ke tempat entah apa namanya namun saya merasa ini bukan tempat yang kami kira sebelumnya, namun tidak enak dengan uang yang sudah kami berikan maka kami tetap melanjutkan perjalanan meski lama-kelamaan kami bosan dengan tempat yang ditunjukan karena begitu sepi pengunjung maka saya meminta untuk turun dan mengantarkan kami ke tempat semula. Dengan berat hati kami membayar becak tersebut karena memang tidak sesuai dengan apa yang dipromosikan sebelumnya. Kami pun berjalan lagi melihat menyusuri beberapa tempat orang menjual kaos dan baju batik sebagai oleh-oleh, dan benar saya tempat yang kami tuju sekarang berbanding terbalik dengan yang baru saja kami lalui.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar